Pengertian Mitos, Legenda, Cerita
Rakyat Beserta contohnya
Mitos
Secara sederhana, definisi mitos adalah suatu informasi yang
sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke
generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarakat
tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu
kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga
mempengaruhi perilaku masyarakat.
Mitos atau mite adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi
oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain
(khayangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya
cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitolog, yang kadang diartikan
Mitologi adalah cerita rakyat yang dianngap benar-benar terjadi dan bertalian
dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep
dongeng suci. Mitos juga merujuk kepada satu cerita dalam sebuah kebudayaan
yang dianggap mempunyai kebenaran mengenai suatu peristiwa yang pernah terjadi
pada masa lalu. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia
atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang
dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka,
kisah perang mereka dan sebagainya.
Mengapa Mitos dipercaya? Sebab masyarakat beranggapan mitos
sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat tradisional
yang masih sangat kental budaya kedaerahnya.
Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai
hal-hal yang sudah turun menurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang
zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan hidup keturunannya.
Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak
mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang
mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti
kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Mitos dipercaya sebagai ajaran
nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah.
Contoh:
Contoh mitos dari luar negeri
MITOS ANGKA 13
Sebagai contoh kecil, di berbagai gedung tinggi di China,
tidak ada yang namanya lantai 13 dan 14. Menurut kepercayaan mereka, kedua
angka tersebut tidak membawa hoki. Di Barat, angka 13 juga di anggap sial.
Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Kalau kita perhatikan
nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung tinggi dunia, anda tidak akan menjumpai
lantai 13. Biasanya setelah angka 12 maka langsung “loncat” ke angka 14. Atau
dari angka 12 maka 12a dulu baru 14. Fenomena ini terdapat di banyak negara
dunia, termasuk Indonesia.
Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa
kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepercayaan tahayul dan aneka mitos yang
berasal dari pengetahuan kuno bernama kabbalah. Kabbalah merupakan sebuah
ajaran mistis kuno, yang telah dirapikan oleh Dewan Penyihir tertinggi rezim
Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh para penyihir, pesulap, peramal,
paranormal, dan sebagainya terlebih oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian
mengangkatnya menjadi satu gerakan politis dan sekrang ini, ajaran kabbalah
telah menjadi tren baru dikalangan selebritis dunia.
Bangsa Amerika rupa-rupanya juga menganggap angka 13 sebagai
angka yangharus dihindari. Bangunan-bangunan tinggi di Amerika jarang yang
menggunakan angka 13 sebagai angkai lantainya. Bahkan dalam kandang-kandang
pacuan demikian pula adanya, dari kandang bernomor 12 lalu 12a dan langsung ke
nomor 14. Tidak ada angka 13. Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka
sial karena menjadi bagian utama dari ritual setan.
Contoh Mitos dalam negeri
MITOS BERINGIN KEMBAR TERKENAL DI YOGYAKARTA
Yogyakarta - Di tengah hiruk pikuk Kota
Yogyakarta yang semakin disentuh modernisasi, rupanya tak menghilangkan mitos
yang diyakini sampai kini. Mitos beringin kembar di Alun-alun Kidul. Kalau
bisa melintasi dua pohon beringin kembar itu dengan mata tertutup, semua
permintaan kita akan dikabulkan. Mitos tersebut dilatarbelakangi oleh dua
cerita yang ada di tengah masyarakat. Berikut ini adalah dua versi cerita
tersebut.
Versi I
Ketika sultan Hamengkubuwono I bertahta, ada sebuah cerita seputar perkawinan. Putri Sultan akan dipinang oleh seorang lelaki. Namun Sang Putri tidak menyukainya. Untuk menolak secara halus, sang Putri meminta syarat: Jika ingin menikahinya, maka lelaki tersebut harus bisa berjalan dengan mata ditutup dari Pendopo yang ada di sebelah utara Alun-alun Kidul melewati dua beringin kembar ditengah alun alun dan finish di pendopo yang ada di sebelah selatan alun alun kidul.
Siasatnya berhasil. Laki-laki tersebut gagal melewati beringin. Kemudian Sultan mengatakan bahwa yang bisa melewati dua beringin tersebut hanyalah pemuda yang hatinya benar-benar bersih dan tulus. Sampai pada akhirnya datang seorang pemuda dari Siliwangi yang berhasil melewati rintangan yang disyaratkan oleh Putri Sultan.
Versi II
Ada sebuah kepercayaan bahwa pohon beringin kembar yang terdapat di Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta merupakan sebuah gerbang menuju laut selatan. Kepercayaan ini berkembang di bawah kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VI. Warga di sekitar Keraton sangat memercayai hal tersebut. Namun, hanya orang dengan hati yang bersih saja yang mampu melihat dan melewati gerbang di antara dua beringin tersebut.
Ketika sultan Hamengkubuwono I bertahta, ada sebuah cerita seputar perkawinan. Putri Sultan akan dipinang oleh seorang lelaki. Namun Sang Putri tidak menyukainya. Untuk menolak secara halus, sang Putri meminta syarat: Jika ingin menikahinya, maka lelaki tersebut harus bisa berjalan dengan mata ditutup dari Pendopo yang ada di sebelah utara Alun-alun Kidul melewati dua beringin kembar ditengah alun alun dan finish di pendopo yang ada di sebelah selatan alun alun kidul.
Siasatnya berhasil. Laki-laki tersebut gagal melewati beringin. Kemudian Sultan mengatakan bahwa yang bisa melewati dua beringin tersebut hanyalah pemuda yang hatinya benar-benar bersih dan tulus. Sampai pada akhirnya datang seorang pemuda dari Siliwangi yang berhasil melewati rintangan yang disyaratkan oleh Putri Sultan.
Versi II
Ada sebuah kepercayaan bahwa pohon beringin kembar yang terdapat di Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta merupakan sebuah gerbang menuju laut selatan. Kepercayaan ini berkembang di bawah kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VI. Warga di sekitar Keraton sangat memercayai hal tersebut. Namun, hanya orang dengan hati yang bersih saja yang mampu melihat dan melewati gerbang di antara dua beringin tersebut.
Hal itu diyakini untuk mengalap berkah dan meminta
perlindungan dari banyaknya serangan musuh. Dari situlah mitos mulai
berkembang.
Legenda
Sebuah kisah sejarah tradisional (atau kumpulan cerita
terkait) populer dianggap benar tetapi biasanya berisi campuran fakta dan
fiksi. legenda adalah cerita yang diceritakan seolah-olah itu adalah peristiwa
sejarah, bukan sebagai penjelasan untuk sesuatu atau narasi simbolik. Legenda
mungkin atau mungkin tidak versi dijabarkan dari peristiwa sejarah. Legenda
yang dalam bahasa Latin disebut legere adalah cerita prosa rakyat yang dianggap
oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi.
Oleh karenanya, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah
kolektif (folk history). Meski demikian, karena tidak tertulis, maka
kisah-kisah tersebut telah mengalami distorsi, sehingga sering kali jauh
berbeda dengan aslinya. Oleh sebab itu, jika legenda dipergunakan sebagai bahan
untuk merekonstruksi suatu sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih
dahulu bagian-bagiannya dari hal-hal yang mengandung sifat-sifat cerita rakyat
(folklore). Legenda ataupun cerita rakyat, terkait dekat sekali dengan Mitologi. Namun,
pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak
dianggap sebagai sesuatu yang suci dan dipercaya kebenarannya layaknya Mitologi.
Sedangkan legenda sendiri, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelaku
kisahnya adalah manusia, bukan Dewa dan monster seperti pada Mitologi.
Contoh Legenda:
Legenda Si Sigarlaki dan Si Limbat
Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman digigit kepiting besar.
Pada jaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang pelayan yang sangat setia yang bernama Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya memuncak ketika Si Limbat melaporkan pada majikannya bahwa daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega menuduh dirinya sebagai pencuri.
Lalu Si Sigarlaki meminta Si Limbat untuk membuktikan bahwa bukan dia yang mencuri. Caranya adalah Sigarlaki akan menancapkan tombaknya ke dalam sebuah kolam. Bersamaan dengan itu Si Limbat disuruhnya menyelam. Bila tombak itu lebih dahulu keluar dari kolam berarti Si Limbat tidak mencuri. Apabila Si Limbat yang keluar dari kolam terlebih dahulu maka terbukti ia yang mencuri.
Syarat yang aneh itu membuat Si Limbat ketakutan. Tetapi bagaimanapun juga ia berkehendak untuk membuktikan dirinya bersih. Lalu ia pun menyelam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya.
Baru saja menancapkan tombaknya, tiba-tiba Sigarlaki melihat ada seekor babi hutan minum di kolam. Dengan segera ia mengangkat tombaknya dan dilemparkannya ke arah babi hutan itu. Tetapi tombakan itu luput. Dengan demikian seharusnya Si Sigarlaki sudah kalah dengan Si Limbat. Tetapi ia meminta agar pembuktian itu diulang lagi.
Dengan berat hati Si Limbat pun akhirnya mengikuti perintah majikannya. Baru saja menancapkan tombaknya di kolam, tiba-tiba kaki Sigarlaki digigit oleh seekor kepiting besar. Iapun menjerit kesakitan dan tidak sengaja mengangkat tombaknya. Dengan demikian akhirnya Si Limbat yang menang. Ia berhasil membuktikan dirinya tidak mencuri. Sedangkan Sigarlaki karena sembarangan menuduh, terkena hukuman digigit kepiting besar.
Legenda Aji Saka
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji Saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya.
Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu Dewata Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.
Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang digunakannya.
Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.
Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.
Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman keemasan, jaman dimana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.
Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang Kamulan.
Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan penunggu hutan, karena Aji Saka menolak dijadikan budak oleh setan penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan itu.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan sekaligus melenyapkannya.
Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu Dewata Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak membawa korban untuk sang Prabu.
Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan tanah seluas serban yang digunakannya.
Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka, serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.
Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan ombak.
Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke jaman keemasan, jaman dimana rakyat hidup tenang, damai, makmur dan sejahtera.
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat adalah
sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada
umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau
asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita
rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita
rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang
banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat
Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.Sekarang banyak juga
Cerita Rakyat yang difilmkan lho dan sisi positifnya Cerita Rakyat jadi semakin
terjaga meski kadang ada penambahan jalan ceritanya.
Contoh Cerita Rakyat:
Keong Mas
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda
bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat
orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya
hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya
meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan
habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga,
bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan.
Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan
kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan
tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk
dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk
dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin
dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai
dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya
itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega
merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada
istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia
menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak
bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa
ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya
lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar
mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan
amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih ..
aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena
bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean.
Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak,
tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah"
serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih.
"Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah
rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih
Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi
keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya
satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi
buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun
mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai
permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang
tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga
dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara
bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup
dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas.
Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari
daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning
keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo
Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin
aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa
saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka
dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan
siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka
memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama
setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah
menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil
juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka
berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu
dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak
jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara
gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis
cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas
peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas
itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita
tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok
Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya
gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa
gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?"
sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan
dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong"
sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara
itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong
Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah
dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua
janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja
muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut.
Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan
pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya
tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan
dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk
membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong
Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara
tersebut.
Sumber: